Istana Balekambang, Jejak Peninggalan Raja Gula di Semarang

Semaranginsejarah - Sebutan Istana Belekambang tidak terlepas dari sejarah keemasan bangunan ini. Di belakang bangunan utama yang kontur tanahnya terdapat perbukitan dan lembah, terdapat beberapa bangunan rumah yang mengelilingi kolam. Gugusan bangunan itu seolah-olah mengambang di atas kolam. Karena itulah masyarakat setempat menyebutnya Balekambang. Nama itu sampai saat ini diabadikan untuk perkampungan yang berada di belakang kepolisian daerah Jawa Tengah.

Pada masanya, bangunan ini sangat terkenal. Ada banyak sebutan masyarakat tentang bangunan ini, dari Istana Oei Tiong Ham, Istana Gergaji, Kebonrojo dan yang disebut diatas, istana Balaikambang. Seperti salah satu julukan, bangunan itu adalah bekas kediaman Oei Tiong Ham. Oei Tiong Ham (1866-1924) "Raja Gula" yang berasal dari Semarang yang juga sempat digelari sebagai "manusia 200 juta gulden".

peninggalan istana balekambang oei tiong ham kini jadi gedung stimik provisi semarang
Peninggalan istana balekambang kini

Raja Gula dengan kekayaan mencapai 200 juta gulden itu, tak membangun sendiri istananya. Melainkan bangunan itu pada awalnya milik Hoo Yam Loo, pedagang Tionghoa kaya yang memegang monopoli dalam perdagangan candu (opium pachter). karena bangkrut, pada 1883 seluruh asetnya dilelang. Bangunan besar itu, jatuh ke tangan Oei Tjie Sien, ayah Oei Tiong Ham. Tahun 1888 Tjie Sien menyerahkannya kepada putranya. Saat itu juga, Oei Tiong Ham yang masih berusia 22 tahun meninggalinya.

Kekayaan sebesar 200 juta gulden itu didapat setelah Oei Tiong Ham mewarisi Kian Gwan, perusahaan milik ayahnya, dengan total nilai 17,5 juta gulden. Dia mengembangkan warisan itu sehingga nilainya menjadi sekitar 200 juta gulden, yang membuatnya menjadi orang terkaya seantero koloni Hindia Belanda kala itu.

Properti yang diwarisi Oei Tiong Ham dari ayahnya cukup banyak karena Tjie Sien menanamkan uang di sektor properti. Saat itu ada dua istananya yang sangat megah dan terkenal. Istana utama di Gergaji yang terkenal sebagai istana balekambang seperti yang disebut diatas, sedangkan istana lainnya berada di Simongan, yang dikenal dengan keindahan pemandangannya.

Istana di Gergaji, kini Jalan Kyai Saleh, yang dahulu terkenal dengan Taman Bale Kambang-nya. Sebenarnya memiliki luas area lahan 81 hektare, yang lebarnya meliputi (kini) Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah di Jalan Pahlawan sampai Simpang Lima dan Randu Sari.

Sementara rumah Oei di Simongan yang menjadi tempat Oei Tjie Sien menghabiskan hari tuanya, kondisinya memprihatinkan. Lahan seluas 2,75 hektar itu kini dihuni oleh 45 kepala keluarga yang sebagian merupakan keluarga pensiunan tentara. Sebagian atap bangunan utama rusak dan warnanya kusam.

Kini istananya di gergaji telah berpindah tangan dan menjadi kantor lembaga pendidikan. Kompleks istana yang dahulu seluas 81 hektar, kini tinggal sekitar 8.000 meter persegi tempat bangunan itu berada. Sisanya telah menjadi perkantoran dan permukiman penduduk.


Copyright © 2009, Septian Aji Sasongko.
http://ti-an.co.cc

Copy Paste Copyright :

0 Response to "Istana Balekambang, Jejak Peninggalan Raja Gula di Semarang"

Post a Comment